Roma Panggung atau Loteng kediaman Pangeran Kornel Nawawi, Kepala Angkatan Perang Keraton Sumenep, di Pasarsore, Karangduak, Sumenep. (Foto/Ngoser.ID) |
Ngoser.ID - Sebutan loteng mulai populer di era
pemerintahan dinasti terakhir Sumenep, yaitu dinasti Bindara Saut (1750-1929
M). Di masa itu, loteng juga merujuk pada sebuah tempat. Salah satunya yang berada Kampung Pasarsore,
Kelurahan Karangduak.
Di sana ada bangunan besar berlantai dua, yang merupakan dalem
(kediaman) Pangeran Kornel Nawawi Suryosinerangingalogo. Pangeran Kornel
merupakan salah satu putra utama dari Sultan Abdurrahman Pakunataningrat
(memerintah 1811-1854 M).
”Di masa Pangeran Kornel, Loteng tak hanya berfungsi
sebagai dalem beliau, namun juga sebagai markas militer. Karena Pangeran Kornel
juga menjabat sebagai Kepala Angkatan Perang Keraton sekaligus Penjaga Pintu
Masuk bagian Utara. Kornel ini sebutan lain dari Kolonel,” kata R. B. Moh.
Muhlis Danafia, salah satu keturunan langsung Pangeran Kornel.
Disebut loteng karena selain tinggi lantai pertamanya,
yang jelas karena memiliki lantai atas seperti disebut di muka. Loteng Pangeran
Kornel memang bukan satu-satunya di masa itu. Namun di antara bangunan loteng
lainnya di Keraton Sumenep, Loteng Pangeran Kornel yang terbesar ukurannya, dan
lantai pertamanya lebih tinggi dari permukaan tanah.
Sepeninggal Pangeran Kornel, bangunan Loteng tidak lagi
dipakai sebagai kantor militer. Namun bagian lantai dua tetap digunakan sebagai
markas pengintai. Apalagi beberapa putra Pangeran Kornel juga berkiprah di
dunia militer. Salah satu putranya ada yang berpangkat Letnan Kornel atau
Kolonel (Letkol).
Namun hal itu tak lama. Loteng kemudian tak lagi identik
dengan markas militer. Beberapa masa setelah ditinggal Pangeran Kornel, salah
satu cucu menantu Pangeran Kornel, Raden Bagus Hasan bin Muharrar, mengubah karakteristik
wajah Loteng menjadi sebuah panggurun atau pesantren.
Pesantren ini diperkirakan berdiri di akhir 1800-an Masehi. Hingga puncak
kejayaan Orde Baru, Loteng dikenal mencetak banyak tokoh ulama di Sumenep.
”Dulu bahkan para Kiai yang sudah alim bertabarruk
(mengambil barokah). Baik ikut pengajian atau bahkan nyantri,” kata Gus
Muhlis.
Beberapa bangunan panggung sekaligus loteng lainnya ialah
di kampung Pangeran Le’nan yaitu yang disebut sebagai Loteng Pangeran Le’nan
(Letkol) Hamzah Suryosinerangingrana, dan Loteng Pangeran Adi atau Suryoadiputro.
Kedua bangunan tersebut terletak di kawasan Kelurahan
Kepanjin. Baik Pangeran Le’nan dan Pangeran Adi, keduanya adalah saudara
Pangeran Kornel Nawawi, alias sama-sama putra Sultan Sumenep, Abdurrahman
Pakunataningrat.
Nah, Ngoser ID mencoba untuk menelusuri sejarah
rumah panggung di Sumenep. Yaitu menelusuri fakta sejarahnya, meski tidak
lantas memastikan awal mulanya, namun diharap bisa sedikit mendekati. (bersambung)
Ng
0 Komentar