Peta Pulau Kangean dan sekitarnya. (Foto/Istimewa) |
Ngoser.ID-Kehidupan
masa lalu, tak banyak orang tahu. Lebih jauh dari masa lalu, ada yang namanya
masa purba atau purbakala. Secara definisi, purbakala mencakup masa lalu, namun
tak setiap masa lalu masuk ruang lingkup purbakala. Sederhananya, masa lalu
masih bisa dikenal melalui ingatan, atau tulisan (prasasti, manuskrip), atau
lukisan yang menggambarkan suatu peristiwa, sebagai pertanda. Di samping, ada
periwayatan yang sifatnya bersanad. Namun masa purba hanya bisa dikenali dengan
satu cara, yaitu melalui arkeologi.
Madura merupakan nama pulau di provinsi Jawa Timur yang
penuh dengan ragam cerita dalam lembar-lembar sejarah perjalanan Nusantara. Di
dalam Madura ada nama Sumenep yang di masanya pernah menjadi buah bibir, karena
menjadi cikal bakal terbentuknya pra Nusantara; yaitu Majapahit, kerajaan
terbesar sepanjang sejarah negeri ini.
Di balik Sumenep masih ada gugusan pulau yang menyimpan
sarat ketidaktahuan banyak orang. Gugusan pulau yang belakangan menjadi salah
satu sasaran Balai Arkeologi di tanah Jawa, dalam sebuah kajian tentang arus
migrasi masa prasejarah. Dan salah satu titik di gugusan pulau itu menyimpan
hasil penelitian yang mengejutkan, bahwa di sebuah pulau yang bernama Kangean
itu sudah dihuni manusia sejak belasan ribu tahun silam.
Menurut Ketua Tim Peneliti dari Balai Arkeologi (Balar)
Jogjakarta, Alifah, secara bertahap ada dua kali penelitian di pulau tersebut
dan sekitarnya. Sejak Juni 2018 lalu, Tim Balar bersama Tim Arkeologi di
Sumenep sudah meneliti 25 titik gua di Pulau Kangean itu.
Hasil penelitian awal berkesimpulan, hanya ada beberapa
gua yang berpotensi menyimpan peninggalan praaksara. Artinya, gua-gua itu
pernah dihuni manusia pada masa praaksara.
Temuan Tim Balar berupa fosil kerang laut, pecahan
gerabah dan bebatuan yang diduga digunakan sebagai peralatan hidup sehari-hari.
Temuan itu kemudian dibawa ke Balar untuk penelitian lanjutan.
Pada April 2019, Tim Balar melanjutkan penelitiannya
lagi. Penelitian bertema “Pulau Kecil di Utara Jawa dalam Arus Migrasi Masa
Prasejarah” itu pun dilakukan dengan bantuan dan dukungan Dinas Pariwisata
Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumenep, Camat Arjasa, Camat Kangayan,
Polsek Arjasa, Koramil Arjasa, Perhutani Arjasa dan Kangayan. Termasuk warga
setempat sebagai tenaga lokal.
Hasilnya menguatkan dugaan bahwa Pulau Kangean telah
dihuni manusia belasan ribu tahun tahun lalu. Hal itu diketahui dari hasil
galian tim. Menemukan fragmen tulang yang sudah mulai proses fosilisasi.
Hasil penelitian Balar Yogyakarta ini, sekaligus
menyingkap fakta bahwa Madura juga menyimpan kekayaan temuan arkeologis pada
masa praaksara.
Dalam pandangan Tim Balar Jogjakarta, Jawa Dwipa atau
Pulau Jawa merupakan pulau yang memiliki sumber daya hayati yang cukup
melimpah. Wajar jika Pulau Jawa menjadi salah satu lokasi tujuan para migran
sejak masa prasejarah.
Fenomena itu juga dimungkinkan terjadi di beberapa pulau
kecil di wilayah utara Jawa. Baik sebagai stepping stone atau tempat transit.
Atau sebagai lokasi tujuan utama untuk dikoloni dan dihuni.
Pulau kecil di utara Jawa, kata Tim Balar Jogja, memiliki
kedudukan yang sangat strategis. Karena berada di antara laut yang
menghubungkan beberapa pulau besar menjadi
lokasi penting dalam pelayaran. Baik sebagai titik navigasi maupun
lokasi pendaratan.
Keberadaan pulau-pulau kecil itu diharap bisa menambah
informasi. Hal itu yang mendasari Tim Balar meneliti Pulau Kangean, Kabupaten
Sumenep, Jawa Timur, dalam kurun waktu dua tahun.
Diseminarkan
Selasa (03/12/2019) pagi, di Graha Aria Wiraraja Lantai
II Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep, hasil penelitian Balar ini
diseminarkan di hadapan para guru sejarah, BPCB Jatim, TACB Sumenep, dan
beberapa komunitas sejarah di kabupaten paling timur nusa garam ini.
Menanggapi itu, Pemerintah Kabupaten Sumenep menyatakan
membuka diri kepada organisasi atau lembaga yang ingin melakukan kajian, riset
dan penelitian. Karena daerahnya bukan hanya yang tampak dan terbaca saat ini,
namun juga masih ada yang tersembunyi dan belum terpecahkan. Dalam kesempatan
itu hasil penelitian juga diserahterimakan ke satker terkait, Disbudparpora,
Diskominfo, dan Cabdin Pendidikan Jatim Wilayah Sumenep.
Dari pihak Balar sendiri berharap hasil penelitian
nantinya bisa disebarluaskan dalam bentuk penyusunan buku sebagai tambahan
bahan ajar guru sejarah di Sumenep khususnya.
RM Farhan
Muzammily
1 Komentar
Pulau Kangean dikatakan dalam sebuah naskah sebagai Sundalandia-Atlantis dalam sewaktu belum terbentuknya Laut Jawa ± 21.000 tahun yang lalu... ✍️
BalasHapus