Ilustrasi Pangeran Trunajaya (kiri) dan Isaac de Saint-Martin (kanan; Jan de Baan/Rijksmuseum) |
Ngoser.ID – Isaac de Saint-Martin (1629-1696),
Ksatria Perancis yang bekerja untuk VOC, Sang Utusan Speelman yang ditugaskan untuk
menemui Panembahan Maduretna (Pangeran Trunajaya).
Tokoh ini diceritakan pernah diutus oleh
Cornelis Speelman, untuk menemui Panembahan
Maduretna di Istana Surabaya, tanggal 19 April 1677, bersama 4 orang lainnya:
Jacob Couper, Encik Alim, Jabar, dan Piroe.
Pertemuan ini merupakan upaya Speelman
dalam mengundang Panembahan Maduretna untuk berunding, yang selalu ditolak oleh
Panembahan asal Madura itu.
Laporan Piero yang dimuat dalam De Opkomst
VII karya JKJ De Jonge, yang juga dikutip oleh De Graaf, menggambarkan
pertemuan Saint Martin dan 4 kawannya kepada Panembahan Maduretna dengan cukup
detail:
- Panembahan Maduretna memakai pakaian adat
istana Jawa kuno: tidak memakai pakaian bagian atas, memakai giwang emas
bertabur berlian, kuluk putih, dan dodot dengan celana, dan duduk di atas
bantal persegi;
- Panembahan Maduretna memberi salam pada
mereka dengan adat Belanda;
- Panembahan Maduretna sempat memakai topi
Saint Martin yang berhiaskan bulu burung;
- Pembicaraan para utusan Speelman:
mengundang Panembahan Maduretna ke kapal VOC untuk berunding, ditolak oleh
Panembahan Maduretna, karena sejatinya Panembahan Maduretna tidak ingin
bekerjasama dengan VOC.
Pada akhirnya, Saint Martin juga turut
bersama kesatuan Pasukan VOC - Mataram, bersama pula dengan Amangkurat II dalam
Penaklukkan Kediri, 25 November 1678.
M Rizki Taufan/Ng
0 Komentar