Kolase. Potret Handerman (kanan) dan suasan piknik rombongannya di Kepulauan Sumenep. (Sumber: Istimewa)
Ngoser.ID –
Terletak di jantung segitiga terumbu karang Asia Pasifik, cerita keindahan
bawah laut Indonesia sungguh tak ada habisnya. Tak mengherankan jika dalam
beberapa dekade terakhir pemerintah pusat hingga daerah cukup gencar
mempromosikan potensi wisata bawah laut yang ada di wilayahnya.
Tak terkecuali seperti yang dilakukan oleh
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, beberapa lalu saat berkunjung ke
Sumenep.
Di sela-sela kegiatan melancongnya ke Pulau
Gili Iyang bersama Ketua DPR RI Puan Maharani, gubernur perempuan pertama di
Jawa Timur itu menyampaikan bahwa wisata laut di Kepulauan Sumenep sebenarnya
tak kalah menarik dengan kawasan wisata Raja Ampat di Papua.
Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya
terumbu karang dan beragam jenis ikan eksotik seperti yang bisa disaksikan
disekitaran perairan Gili Iyang dan Gili Labak.
Kegiatan promosi semacam itu aktif ia
lakukan sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi
wisata yang ada di wilayah Provinsi Jawa Timur.
Tapi, sebenarnya usaha mengenalkan potensi
wisata kepulauan Sumenep kepada khalayak bukanlah sesuatu yang baru. Jauh di masa
sebelumnya, Gubernur pertama Jawa Timur di era kolonial, Willem Charles
Hardeman (1928-1931) juga pernah melakukan hal serupa.
Agak berbeda dengan yang dilakukan oleh Khafifah,
yang ternyata lebih tertarik mempromosikan potensi wisata Kesehatan Pulau Gili
Iyang, Hardeman justru gencar mengenalkan keindahan alam bawah laut yang
dimiliki Kepulauan Kangean.
Di hadapan jurnalis De Indische Courant,
gubernur yang terkenal dengan kemampuannya dalam bertutur banyak bahasa
tersebut, berbagi cerita tentang kekagumannya saat mengunjungi kepulauan
Sumenep selama awal November 1930.
Dengan menumpangi kapal “wega” milik
pemerintah, safarinya di Kepulauan Sumenep diawali dengan mengunjungi Desa
Gayam di Pulau Sapudi. Bersama dengan beberapa pejabat kolonial lainnya yang
bertugas di Madura, ia juga mengunjungi Pulau Saobi dan Desa Arjasa di Pulau
Kangean.
Perjalanannya ke Kepulauan Sumenep tak lain
untuk memastikan birokrasi di daerah tersebut berjalan sebagaimana mestinya.
Namun siapa sangka, keindahan alam yang ditawarkan justru membuat kunjungan
kerjanya berasa liburan.
Dari semua tempat yang dikunjungi, hal yang
paling berkesan ialah kondisi alamnya
yang mempesona. Selama perjalanan, rombongan tersebut banyak sekali disuguhkan
keindahan panorama teluk yang berjajar mengikuti garis pantai.
Belum lagi eksotika kehidupan bawah lautnya,
terutama yang terletak di sekitar Pulau Mamburit, yang rupa-rupanya telah
membuat ia dan para koleganya terus berdecak kagum.
Tanpa bersusah payah untuk menyelam,
rombongan pejabat kolonial itu dapat dengan mudah menikmati kehidupan surga
bawah laut di perairan tersebut hanya dengan bantuan alat sederhana buatan
tangan penduduk setempat.
“Berbekal tabung seng yang dilengkapi
dengan kaca pada bagian bawahnya, orang-orang dapat melihat keindahan terumbu
karang dan ikan yang eksotis,” ucapnya, seperti yang direkam jurnalis kala itu
melalui tulisan di koran kolonial.
Diakhir sesi wawancara, Gubernur Hardeman
juga merekomendasikan kepada siapa saja yang menyukai keindahaan alam Nusantara
untuk mengujungi pulau-pulau di Sumenep.
(tulisan ini pernah tayang di situs sumeneptempodulu.or.id, dengan sedikit perubahan)
Faiq Stedu/Ng
0 Komentar